Rabu, 24 Februari 2010

Suiseki

'''Suiseki, yang unik dari alam'''

Sulit bagi kita untuk mendefinisikan makna sesungguhnya dari Suiseki (baca; suu-i-sek-i) bak puisi dan kecantikan begitulah tingginya nilai seni dari batu “suiseki” ini. Berdasarkan Budaya dan beberapa pendapat, suiseki disebut sebagai batu pemandangan, batu indah / arstistik, batu biarawan, gongshi atau suseok. Suiseki mewakili lebih dari sebuah seni, dia mewakili akan sebuah proses, perasaan dan keterkaitan antara objek dan orang yang memandang.

'''Beberapa definisi dunia tentang suiseki..:'''


1. Suiseki adalah batu yang berbentuk seperti gunung, danau, air terjun dan pemandangan alam lainnya atau secara estetika menarik dari segi bentuk dan tekstur, yang mewakili alam dalam gengaman tangan anda.

2. Suiseki adalah batu yang terbentuk secara alami yang disukai karena keindahannya dan kekuatannya dalam menampilkan pemandangan alam atau sebuah objek yang berhubungan dengan alam. Bentuk yang paling populer dari suiseki adalah bentuk gunung, air terjun, pulau, gubuk jerami atau binatang.

3. Suiseki di temukan di alam liar, di gunung, atau di arus aliran sungai untuk kemudian ditampilkan dengan kondisi alaminya, batu ini merupakan objek yang sangat indah dan alat yang canggih bagi refleksi jiwa yang menggiring siapa saja yang melihatnya untuk memberikan apresiasi terhadap kekuatan alam.

4. Dalam ungkapan sederhana, suiseki adalah pemahaman dan penghargaan alam melalui sebuah batu.

5. Suiseki adalah sebuah studi dan kenikmatan dari sebuah batu yang terbentuk secara alami sebagai objek keindahan. Seni suiseki dimulai sejak pencarian, persiapan dan penghargaan kepada batu ini. Batu Suiseki ini di temukan di aliran sungai, di gunung-gunung, padang pasir yang bertiup angin, sepanjang pantai, dimana saja yang ia tersimpan dan dibentuk oleh alam.

Sebuah suiseki memiliki kemampuan untuk menampilkan keseluruhan bumi dan dunia dihadapan mata manusia.
Terbentuknya alam pegunungan ke dalam sebuah suiseki yang seimbang merupakan kepuasan secara visual, mendatangkan inspirasi dan menenangkan jiwa. Merupakan impian bagi setiap kolektor agar suatu hari mendapatkan sebuah batu suiseki yang menawan, meciptakan sebuah miniatur pemandangan yang sempurna. Kesempurnaan itu akan selalu diharapkan pada batu selanjutnya dan harapan itu pun akan selalu terus berjalan.


bebatuan ini terlihat biasa saja. Namun, jika diperhatikan bentuknya menyerupai kodok, anjing, ataupun orang yang tengah berciuman.
Hebatnya bebatuan itu terbentuk murni dari alam. Bebatuan ini dinamakan suiseki, yang terdiri atas dua kata. Sui artinya air dan seki artinya ’batu’.Bentuknya yang beraneka ragam serta tantangan untuk mendapatkannya.

bebatuan ini bukan hanya menarik bentuknya, juga menyimpan sejarah yang panjang. perjalanan suiseki dimulai sejak 1.500 tahun lalu.
Ketika itu para raja di China menginginkan pemandangan alam yang dapat dibawa ke istana. Tujuannya agar mereka dapat menikmati pemandangan tersebut setiap hari sehingga tidak perlu keluar istana. Dari situ dimulailah pencarian batu-batu yang hanya dapat ditemukan di sungai atau puncak pegunungan. Batu-batu inilah yang kemudian dinamakan suiseki. Tentu batu-batu yang dicari tersebut bukan sembarang batu. Melainkan batu yang unik, bentuknya bervariasi, dan tidak direkayasa. Batu-batu ini sama sekali bukan buatan manusia.

Disebabkan terkikis oleh air sungai, pasir, juga benturan serta gesekan selama jutaan tahun, maka terciptalah bebatuan suiseki. Sebenarnya suiseki b e r a s a l dari China, tapi mengapa namanya dari bahasa Jepang? Rupanya orang China tidak terlalu mengembangkan hasil alam ini. Lantas di mana letak keistimewaannya? ”Persepsi orang dalam melihat bentuk batu yang berbeda membuat batu ini semakin istimewa, dan itu tergantung seberapa jauh mereka dapat menikmati karya alam,”
memelihara suiseki sama sekali tanpa perawatan. ”Di samping itu, suiseki punya nilai seni dan komersial yang tinggi. Suiseki kalau hanya ditaruh, maka terlihat seperti batu biasa. Karena itu para pencinta suiseki memutarnya sedemikian rupa untuk menemukan posisi yang pas ketika dipajang.

Tidak hanya itu, suiseki juga diberi tatakan kayu untuk mempermanis tampilannya. ”Ada juga orang yang memadupadankan suiseki dengan bonsai dalam satu pot. Itu namanya pencing dalam bahasa China.
Selain itu koleksi suiseki bisa diberi suiban atau tatakan yang diisi pasir ataupun air. Bisa juga di sekitar suiban diberi pot keramik atau rumput rumput kecil yang dalam bahasa Jepang dinamakan kusamono. ”Rumputnya rumput liar yang di ambil dari jalan atau yang menjalar di dinding,” Rumput-rumput tersebut tidak serta-merta ditaruh begitu saja dalam pot kecil, namun disusun sedemikian rupa sehingga cantik dipandang mata.”Kalau orang Malaysia lebih suka menaruh kapal kapal kecil dalam pot suiseki mereka.
Terakhir, untuk lebih memperindah suiseki, di belakangnya diberi hiasan tulisan kaligrafi China atau Jepang yang dipampang di dinding.Ternyata suiseki di Indonesia tidak kalah menarik dibanding suiseki dari Korea, Jepang, ataupun Taiwan. ”Malah kebanyakan orang luar berburu sampai ke Indonesia karena di sana suisekinya sudah sedikit mengingat banyak penggemarnya dan kualitas suiseki kita bagus, Sumatera Barat merupakan ladang emas suiseki.

Mulai Sungai Ombilin, Batanghari, Sijunjung, Sawah Lunto, sampai sungai di Payakumbuh merupakan tempat paling kaya suiseki. Sementara di Papua kebanyakan ditemukan fosil, bisa berupa kayu ataupun binatang yang sudah membatu. Penggemar suiseki kurang menyukai batu-batu jenis ini. Bicara tentang harga, walaupun batu-batu ini bisa didapatkan gratis dari alam, ada kalanya para penggemar suiseki membeli dari pedagang.
benarkah suiseki bisa membawa hoki? ”Tidak juga. Kalau kebetulan bisa menjualnya dengan harga mahal, baru namanya hoki.

Bentuk bentuk suiseki:
I. KLASIFIKASI BY SHAPE
Scenic Landscape Stones (Sansui keiseki/ Sansui keijo-seki)
A. Mountain stones (Yamagata-ishi) Mei seperti sebuah gunung (jauh dan dekat-jauh) atau beberapa pegunungan.
– Distant mountain stones (Toyama-ishi/Enzan-seki) Pegunungan dilihat dari jarak yang sangat jauh.
– Near-view mountain stones (Kinzan-seki) Pegunungan dilihat dari dekat.
– Single-peak stones (Koho-seki) Pegunungan dengan hanya satu puncak.
– Double-peak stones (Koho-seki) Dua gunung, atau satu gunung dengan dua puncak.
–Triple-peak stones (Sampo-seki) Pegunungan dengan tiga puncak
– Mountain range stones (Rempo-seki) Range gunung daripada gunung tunggal dengan satu atau lebih terpisah puncak.
– Rugged Mountain stone (Seigaku-seki) Gunung batu dengan fitur kasar.
– Snow-covered mountain stone (Sekkei-ishi) Gunung batu dengan salju-seperti mineral di puncak (s) atau sisi.
– Desert Scenic stone Tampak jauh, panorama padang pasir, kadang-kadang dengan beberapa Buttes atau mesas.
– Desert Mountain stone Pinnacles atau menara di puncak.
– Butte stone Isolated gunung dengan datar / terkikis top; curam dinding vertikal.
– Mesa stone Gunung-seperti pembentukan dengan datar, luas atas dan tajam sisi vertikal

B. Waterfall stones (Taki-ishi) Mirip gunung dengan satu atau lebih air terjun. Air Terjun disarankan oleh streak mineral putih di atas batu, turun depan.
– Thread-waterfall stones (Itodaki-ishi) disarankan oleh sebuah garis tipis kuarsa-bahan seperti berlari di depan batu.
– Sheet-waterfall stones (Nudodaki-ishi) garis yang lebih luas dari bahan berwarna terang menuruni sisi depan batu.
– Dry waterfall stones (Karedaki-ishi) Jelas tanda-tanda yang menunjukkan air terjun yang kering.
– Mountain waterfall stones (Yamagata-taki-ishi) Gunung batu dengan satu atau lebih air terjun yang muncul pada permukaan depan mereka.
– Mountain-stream stones (Keiryu-seki) Streaming berjalan melalui lembah, sering putih urat mineral di mana sungai akan Ideal jika sungai berjalan diagonal, vs dari depan ke belakang.

C. Plateau stones (Dan-seki/Dan-ishi) bertingkat-tingkat di lereng bukit atau serangkaian langkah-langkah datar naik ke arah tebing. Batu klasik setidaknya memiliki tiga langkah yang berbeda-beda panjangnya, langkah harus vertikal atau hampir vertikal.

D. Island stones (Shimagata-ishi) pulau Mirip naik keluar dari air, rendah tingginya, menyarankan teluk atau sisi masuk, biasanya ditampilkan dalam suiban atau doban diisi dengan pasir atau air untuk meningkatkan citra pulau.


E. Slope stones (Doha-seki/Doha-ishi) perbukitan polos atau lembut naik ke lereng bukit.

F. Shore stones (Isogata-ishi) Biasanya dangkal dan menyarankan garis pantai berbatu.
– Reef stones (Araiso/Araiso-ishi) batu karang atau beting bergerigi.
– Sandbar stones (Hirasu/Hirasu-ishi) batu pasir atau pantai tenang.
– Cape stones (Misaki-ishi )

G. Waterpool stones (Mizutamari-ishi) gunung kolam renang atau kolam. Berpori batu yang tidak membolehkan bagian kolam batu yang harus diisi dengan air yang tidak berharga. Yang paling sangat berharga adalah mereka batu-batu kolam renang dengan kolam dikelilingi oleh satu atau lebih well-formed pegunungan.

H. Pool or Lake stones (Tamari-ishi) Serupa dengan batu waterpool - depresi menyarankan lebih dalam kolam renang atau danau.

I. Waterpuddle stones (Mitzutame-ishi) waterpool Serupa dengan batu, dangkal depresi yang menahan air.

J. Coastal rock stones (Iwagata-ishi) tinggi, angin-menyapu pantai berbatu; tinggi, kasar batu lepas pantai; tebing curam di ujung semenanjung.

K. Cave stones (Dokutsu-ishi) Hollows dan rongga mirip gua, disarankan oleh gelap dalam rongga, akhir tidak dapat dilihat.Paling dikagumi ketika gua miring tajam ke kiri atau kanan.

L. Shelter stones (Yadori-ishi) dangkal cekung tempat penampungan yang dibentuk oleh batu karang yang menjorok, lantai tempat berlindung akan terlihat.

M. Rain-shelter stones (Amayadori-ishi) Serupa dengan penampungan batu dengan saran melindungi tempat berlindung dari hujan.

N. Tunnel stones (Domon-ishi) lubang berbentuk terowongan / lengkungan alami, dan terowongan melewati sepenuhnya melalui batu.


O. Desert Arch, Natural bridge and Window rock stones Ingatkan penampil dari beberapa fitur gurun. Arch berkesinambungan atas pembukaan di batu di bawah ini. Sebuah jembatan batu alam sama, tetapi rata di atas lengkungan sehingga lebih dekat mengingatkan salah satu jembatan. Jendela batu batu mengingatkan salah satu jendela (biasanya bulat atau oval) di sekitar batu.

P. Desert Hoodoo or Ventifact stone abstrak pilar vertikal yang diciptakan oleh pasir yang tertiup angin erosi.

Q. Canyon or Coulee stones penampil dari aus jurang yang dalam oleh air yang mengalir, mirip dengan batu-batu dengan ngarai dalam lembah, curam sisi berjalan melalui batu.

R. Dry lake or Playa stones Mirip kering, berlumuran lumpur lantai datar gurun baskom.

S. Arroyo or Dry wash stones Canyon Serupa dengan batu dengan lantai datar yang lebih luas di mana air telah muncul untuk menghapus secara merata setelah hujan lebat.

T. Sand dune stones gurun pasir dengan banyak variasi.

Object Stones (Keisho-seki)
A. House-shaped stones (Yagata-ishi) Berbagai jenis rumah-rumah pedesaan.
Thatched-hut stones (Kuzuya-ishi) Penting kategori, bulat atau segitiga menjorok atap dan erosi, lebih bernilai jika batu pilar tampaknya telah mengangkat atap.
Pueblo stones. Mirip rumah batako India di Arizona dan New Mexico.
Cliff dwelling stones. rumah diukir dari tebing seperti ada di barat daya Amerika.

B. Boat-shaped stones (Funagata-ishi) Mirip berbagai jenis kapal, termasuk kapal layar kayu, perahu dayung, dan houseboats.

C. Bridge-shaped stones (Hashi-ishi) Mirip sebuah batu atau kayu jembatan.

D. Animal-shaped stones (Dobutsu-seki) Setiap batu yang menyerupai binatang.

E. Bird-shaped stones (Torigata-ishi) Real dan mitos burung.

F. Insect-shaped stones (Mushigata-ishi) Terutama kupu-kupu, capung, jangkrik, belalang.

G. Fish-shaped stones (Uogata-ishi) Terutama koi dan ikan mas.

H. Human-shaped stones (Sugata-ishi/Jimbutsu-seki) Terutama nelayan, petani, perawan, Budha, dan rahib Buddha, juga batu yang menunjukkan bagian tubuh manusia.

I. Three objects stones (Sankeishi-seki) tiga objek yang berbeda bila dilihat dari sudut yang berbeda.

II. CLASSIFICATION BY COLOR
Warna dapat meningkatkan keindahan dan klasifikasi dari batu - oleh mereka yang mendalam, tenang, dan warna yang sangat baik. Dihargai untuk estetika, warna dan saran yang dibuat oleh warna (ex: fajar, senja, malam, musim semi, matahari terbenam)
– Black stones (Kuro-ishi)
– Jet-black stones (Maguro-ishi)
– Red stones (Aka-ishi)
– Blue stones (Ao-ishi)
– Purple stones (Murasaki-ishi)
– Golden-yellow stones (Ogon-seki)
– Yellow-red stones (Kinko-seki)
– Five-color stones (Goshiki-ishi/Goshiki-seki)

III. CLASSIFICATION BY SURFACE PATTERN
A. Plant-pattern stones (Kigata-ishi)
Forest-pattern stones (Mori-ishi)
Bonsai-pattern stones (Bonsai-ishi)
Flower-pattern stones (Hanagata-ishi)
Chrysanthemum-pattern stones (Kikumon-seki/Kikka-seki/Kiku-ishi)
Japanese plum-blossom-pattern stones (Baika-seki)
Wild rose-pattern stones (Nobara-ishi)
Fruit-pattern stones (Migata-ishi)
Leaf-pattern stones (Hagata-ishi)
Grass-pattern stones (Kusagata-ishi)

B. Celestial-pattern stones (Gensho-seki)
Moon-pattern stones (Tsukigata-ishi)
Sun-pattern stones (Higata-ishi)
Star-pattern stones (Hoshigata-ishi)
C. Weather-pattern stones (Tenko-seki)
Rain-pattern stones (Amagata-ishi)
Snow-pattern stones (Yukigata-ishi)
Lightning-pattern stones (Raiko-seki)

D. Abstract-pattern stones (Chusho-seki)
Tiger-stripe-pattern stones (Tori-ishi)
Tangled-net-pattern stones (Itomaki-ishi/Itogaki-ishi)
Pit-mark-pattern stones (Sudachi)
Snake-pattern stones (Jagure)
Embedded stones (Moniri-ishi)

E. Desert-pattern stones
Cracked Mud Flat-pattern stones
Windows-pattern stones
Indian blanket-pattern stones
Petroglyph-pattern stones

IV. CLASSIFICATION BY PLACE OF ORIGIN
A. Japan Locations
Kamogawa river stones
Kurama stones
Kibune stones
Setagawa river stones
Nachiguro stones
Kamuikotan stones
Sado red stones
Ibigawa river stones
Sajigawa river stones
Furuya stones
Seigaku stones
Neodani stones

B. United States Locations
Mojave Desert stones California
Murphys stones Murphys California
Eel River stones Northern California

C. Italy Locations
Ligurian stones, Ligurian Alps, Italy

1 komentar: